SBT, Kompastimur.com
Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Maluku yang masuk kategori kawasan Strategis Nasional Kawasan Perdesaan.
Hal ini diungkapkan oleh Sekda Kabupaten SBt, Syarif Makmur kepada awak media saat Konfrensi Pers di resto Sigafua, Jln Protokol Bula, Senin (09/12/19)
Sekda mengatakan, dirinya mewakili Bupati Seram Bagian Timur, Abdul Mukti Keliobas saat menerima penghargaan tersebut bersama 10 Bupati lainnya yang mendapat penghargaan yang sama.
Dirinya menjelaskan, SBT terseleksi secara Nasional menjadi kawan andalan kategori kawasan strategis Nasinal.
Kawasan strategis Nasional Perdesaan ini berada di Kecamatan Teluk Waru Kabupaten SBT, ini berkat inovasi yang dilakukan oleh Desa yang lahir dari inisiatif masyarakat Desa.
“Mewakili bupati bersama 10 bupati lainnya. SBT trpilih dan terseleksi secara nasional menjadi kawasan andalan kategori kawasan strategis nasional kawasan perdesaan di Kecamatan Teluk Waru. Beberapa Desa digabung, mereka membuat semacam Bumdes. Kegiatan inovasi yang dilakukan oleh desa merupakan inisiatif masyarakat,” ucap Makmur.
Selain itu, menurut Makmur. Sagu terbaik di Maluku berada di wilayah Indonesia Timur, sehingga kedepannya Pemerintah Daerah harus serius serius melihat potensi ini dengan baik.
Jika Pemerintah daerah fokus, maka kedepannya Daerah ini akan menjadi Kabupaten unggul, namun dirinya menyadari bahwa semua potensi yang ada di daerah ini hanya kurang dipublikasikan.
Untuk Maluku, hanya kabupaten SBT yang masuk kategori ini bersama beberapa Kabupaten lain di Indonesia.
“Kawasan timur sagu terbaik di Maluku itu ada di SBT. 10 kawasan strategis nasional ini harus diseriusi sehingga kedepan SBT jadi kabupaten unggul karena di Maluku hanya SBT. Kita hanya kurang publikasi,” kata Makmur.
Ditempat yang sama, Kepala Bidang Sosial Budaya Bapeda SBT Ekayanti Wokanubun menambahkan, jika masuk kategori Kawasan strategis Nasional Perdesaan, maka penganggaran untuk pembangunan Pedesaan di wilayah tersebut dianggarkan melalui, APBD I, APBD II, Dana Desa dan juga APBN, dengan tujuan bisa merubah status Desa dari Desa sangat tertingal menjadi Desa maju dan mandiri.
Kedepannya ini akan terus dikembangkan pilot projectnya di kecamatan lain sesuai dengan potensi yang ada di Desa dan Kecamatan tersebut.
“Alokasi kegiatan pembangunan pedesaan ini dari penganggaran Dana Desa, APBD I APBD II dan juga APBN, tujuannya berubah status Sangat tertinggal menjadi desa mandiri. Pilot projet ini akan dikembangkn di kecamatan lain sesuai dengan potensi desa yang ada,” ujar Wokanubun.
Salah satu pendamping Kawasan Perdesaan, Abdurrahman Elwarin menambahkan, harapan dirinya selaku pendamping agar dukungan dari dinas teknis untuk menjemput peluang ini secara masif serta mampu memaksimalkan peluang pendanaan dan dukungan penuh dari semua OPD dengan kerja nyata.
Dirinya sangat bersyukur karena kawasan perdesaan prioritas nasional merupakan rebutan semua Daerah, karena disana interfensi APBN itu sifatnya mutlak.
Selin itu, saat ini mesin yang diperuntukkan untuk pengolahan sagu telah tiba, sehingga dirinya berharap, Pemerintah Daerah dapat membangun rumah produksi karena pembiayaannya harus dianggarkan dalam APBD Kabupaten.
“Harapan kami sebagai pendamping harus ada dukungan dari dinas teknis untuk menjemput peluang ini secara masif, Mampu memksimalkan peluang pendanaan. Kita masuk dalam kawasan perdesaan prioritas nasional, ini Rebutan semua daerah karena disana interfensi APBN itu mutlak. Bangun rumah produksi sagu itu dibiayai oleh ABPD,” harapnya. (KT/FS)
0 komentar:
Post a Comment