• Headline News


    Friday, November 29, 2019

    Sekda Bursel Akui Tak Berniat Ancam Wartawan


    Namrole, Kompastimur.com  
    Sekda Kabupaten Buru Selatan (Bursel), Iskandar Walla mengaku tak berniat melontarkan ancaman terhadap wartawan pasca pemberitaan mengenai protes Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Bursel Sukri Muhammad kepada pihak Kejari Buru dalam penanganan kasus dugaan korupsi dana MTQ Tahun 2017.

    “Saya sebenarnya tak punya niat untuk mengancam wartawan dan kedepan kita bisa tetap menjaga 
    kemitraan,” kata Sekda kepada wartawan di ruang kerjanya, Kamis (28/11).

    Hanya saja, akibat pemberitaan itu, ada banyak oknum yang kemudian menghubungi dengan kesan ingin mencari keuntungan.

    “Saya lagi sangat sibuk dengan tugas-tugas dan kelelahan, tetapi setelah adanya pemberitaan itu ada banyak oknum yang kemudian menghubungi saya dengan kesan ingin mencari keuntungan pasca berita itu dimuat,” paparnya.

    Namun, lanjut Sekda, kedepan pihaknya akan tetap menghargai kerja-kerja wartawan dan akan mempergunakan hak jawab jika ada hal-hal yang dikonfirmasi oleh wartawan sehingga tidak menjadi bias dan dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.

    “Kedepan kami akan tetap bermitra baik dengan wartawan dan tentu saja tetap menghargai kerja-kerja wartawan sesuai etika jurnalistik dan kami pun berharap agar wartawan sebagai mitra pun tetap melaksanakan tugasnya secara profesional,” ucapnya.

    Selain itu, Sekda pun menjelaskan bahwa saat pelaksanaan MTQ tingkat Provinsi Maluku Tahun 2017 di Kabupaten Bursel memang dirinya menjabat sebagai Kepala Dinas Keuangan Kabupaten Bursel, namun tidak sebagai Bendahara Umum Daerah (BUD).

    “Saat MTQ itu saya tidak menjadi BUD, BUD itu dijabat oleh Kepala Bidang Perbendaharaan,” terangnya.

    Olehnya itu, sangat salah jika dalam kasus ini, dirinya harus turut bertanggung jawab atas indikasi korupsi yang kasusnya saat ini ditangani oleh pihak kejaksaan.

    “Supaya jangan menjadi membias, perlu saya sampaikan bahwa dalam pelaksaan MTQ itu saya tidak pernah pegang uangnya sama sekali. Jadi, kalau ada informasi yang berkembang bahwa saya adalah BUD dan harus bertanggung jawab, itu tidak benar,” paparnya.

    Sementara itu, di tempat yang sama, Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Bursel Sukri Muhammad menjelaskan bahwa proses pencairan memang dilakukan oleh Bendahara Dinas Perhubungan yang juga Bendahara Bidang Sarana dan Prasarana di Dinas Keuangan, tetapi Sekda yang saat itu sebagai Kepala Dinas Keuangan bukanlah BUD sehingga tidak benar jika Sekda harus turut bertanggung jawab.

    “Pencairan memang dilakukan di Dinas Keuangan, tetapi BUDnya itu bukan Pak Sekda, tetapi Kepala Bidang Perbendaharaan,” katanya.

    Pada kesempatan itu pun, Sukri kembali menegaskan bahwa kerugian Negara yang dilontarkan oleh pihak Kejaksaan sebesar Rp. 9 miliar tersebut diragukan kebenarannya.

    “Saya pun mau menyampaikan bahwa sampai saat ini belum ada satu lembaga resmi pun yang merelease hasil perhitungan kerugian Negara sehingga kalau dikatakan kerugian Negara itu mencapai Rp. 9 miliar, tidak mungkin sebesar itu, sebab kalau kerugian Negara sampai Rp. 9 miliar, tidak mungkin MTQ itu akan bisa berjalan,” ucapnya.

    Sebelumnya diberitakan, merespon berita yang diterbitkan soal aksi protes Kadis Perhubungan Kabupaten Bursel, Walla tidak memanggil Sukri mempertanyakan soal pernyataannya kepada wartawan yang dipublikasikan di Kompastimur.com, dan melakukan klarifikasi, namun ia justru mengancam wartawan.

    “Selamat siang, beta sudah di Ambon, kalau mau ketemu beta silakan. Kalau mau datang berapa orang supaya beta jelaskan jang sampai dong sebarkan fitnah. Beta mau kasih ingat for ale, berani sebarkan fitnah, beta punya keluarga besar dan beta seng tanggungtanggung untuk beta kasih patah gigi-gigi semua,” ancam Walla dengan dialek Ambon, saat menghubungi wartawan, Sabtu (23/11).
    Walla menegaskan, ia tidak bertanggung jawab secara keuangan maupun administrasi, sebab yang harus bertanggung jawab ialah Kepala Bidang Pengelola Keuangan di Panitia MTQ.

    “He belajar dolo ee. Baca itu juk¬nis, juklak itu sudah dibuat semua, yang bertanggung jawab secara keuangan maupun secara ad¬ministrasi itu adalah Kepala Bidang Pengelola Keuangan, BUD hanya mentransfer uang, ini namanya dana hibah, bukan APBD yang masih utuh. Ini kan sudah dihibahkan, jadi tidak bisa campur itu,” kata Walla dengan nada tinggi.

    Walla juga menegaskan, ia tidak pernah tahu soal dana MTQ, sehingga tidak mempertang¬gung jawab. “Jadi siapa yang kelola uang, dia yang bertanggung jawab secara fisik dan keuangan, katong  seng  pernah lihat uang,” ujarnya.

    Ia mengaku sudah diperiksa dan memberikan keterangan kepada jaksa soal tupoksinya. “Kita sudah diperiksa, jaksa itu bukan anak yang baru belajar hukum,” tandas Walla.

    Ketika dijelaskan oleh wartawan bahwa yang dimuat di koran adalah pernyataan Kadis Perhubungan Sukri Muhammad, lagi-lagi dengan dana tinggi, Walla mengatakan, ia tidak punya urusan dengan Sukri. Padahal Sukri adalah anak buahnya.

    “Urusan dengan dia, eh kadis, beta tar urusan deng dengan dia,” tegasnya.

    Tebar Kebencian
    Sekda Iskandar Walla berupaya mencuci otak ASN dan menebar kebencian terhadap wartawan.
    Saat memimpin apel  pagi di halaman Kantor Bupati Bursel, Senin (25/11), kepada ratusan ASN dan PTT, Walla menuduh wartawan menciptakan kegaduhan di daerah Bursel.

    “Di daerah ini ada oknum-oknum, orang-orang tertentu yang memang tidak senang melihat pemerintahan ini berjalan lancar, yang selalu senantiasa menciptakan gaduh melalui pemberitaan dan lain sebagainya dan orang-orang itu saja yang selalu melakukan ekspos pemberitaan di media sosial yang aneh-aneh,” kata Walla.

    Entah kepada pemimpin redaksi mana, Walla mengaku sudah mengkonfirmasikan pemberitaan soal protes Sukri Muhammad. Dan pemimpin redaksi yang diklaim Walla sudah menyampaikan wartawan seperti itu tak perlu dilayani.

    “Beta sudah mengkonfirmasi ke¬pada pemrednya dan pemred sudah mengatakan bahwa orang-orang seperti ini juga sudah dipertimbang¬kan dan tidak usah dilayani,” ujar Walla.
    Walla tak senang ada wartawan meliput dan memberitakan proses pemeriksaan para saksi kasus korupsi MTQ di Mapolsek Namrole bulan Agustus 2019 lalu.

    “Olehnya terasa aneh, wartawan lalu sembunyi-sembunyi di Kantor Polsek sana, lalu siapa pun yang datang memberikan kesaksian, memberikan keterangan sebagai saksi difoto langsung muncul (diberitakan),” kata Walla.

    Kepada ASN dan PTT Walla juga menegaskan, perlu melontarkan ancaman kepada wartawan supaya kapok.

    “Kenapa itu harus dilakukan supaya tahu diri dan kapok, sebab kalau mau biking gaduh di luar. Akhirnya oke,” tandasnya.(KT/Tim)

    Baca Juga

    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 komentar:

    Post a Comment

    Item Reviewed: Sekda Bursel Akui Tak Berniat Ancam Wartawan Rating: 5 Reviewed By: Redaksi
    Scroll to Top