• Headline News


    Monday, October 10, 2016

    Uskup Amboina Minta Umat Katolik di Namrole Ciptakan Lingkungan Bersih

    Namrole, KT
    Uskup Diosis Amboina, Mgr P.C Mandagi  berharap kepada Umat Katolik yang berada di Kota Namrole, Buru Selatan (Bursel)  dapat menjaga lingkungan agar tetap bersih dan dapat menciptakan lingkungan yang green (hijau).

    Permintaan Uskup itu disampaikan pada acara Perayaan Penerimaan Sakramen Krisma Paroki Santo Antonius Namrole Kabupaten Bursel yang berlangsung di Kota Namrole Kabupaten Bursel yang dihadiri oleh Uskup Amboina selaku pimpinan Umat Katolik di Maluku dan Wakil Bupati Bursel Buce Ayub Seleky selaku Pemerintah Daerah Bursel serta umat Katolik di Kota Namrole, Minggu (9/10).

    “Kota ini semoga ada Perda kebersihan disini, siapa yang membuang sampah lempar dia ke laut,” kata Uskup.

    Dikatakan Uskup, kalau kota ini bersih, maka orang-orang  akan datang ke daerah ini. Olehnya itu, lanjutnya seluruh kota ini harus bersih.

    “Saya tekankan khususnya bagi umat Katolik adalah budaya green (penhijauan). Berarti lingkungan harus hijau, jangan menebang pohon sembarangan,” pintahnya lagi.

    Bila menebang pohon dengan sembarangan kata Uskup, akan menciptakan  lingkungan menjadi gersang, olehnya itu sudah menjadi tugas tanggung jawab semua pihak untuk menjaga lingkungan agar tetap hijau.

    Lanjut tokoh perdamaian di Maluku ini bahwa,  Kota Namrole ini sangat subur sekali. Dengan kesuburan itu saran Uskup, agar masyarakat dapat  penanaman pohon pada pekarangan rumah yang kosong dengan tanaman berbuah.

    “Mintalah ke Dinas Pertanian, dan Wakil Bupati pasti mendukung, agar kedepan lokasi gereja ini tidak gersang,” ujar Uskup.

    Dan Umat Katalok disini, lanjutnya lagi, cobalah menjaga lingkungan rumah yang bersih, selain bersih juga ditanami dengan pohon-pohon yang berbuah agar lingkungan harus hijau dan tidak gersang.

    Budaya Menabung
    Lanjutnya tentang budaya menabung. Dikatakanya bahwa masyarakat di Bursel ini masih banyak yang miskin karena tidak perduli dengan program menabung.

    “Uang ada langsung habis, uang habis dengan “mata merah”  (mabuk-mabuk). Bikin habis uang dengan mabuk dan judi, atau bermain perempuan atau bermain dengan lelaki. Kalau tidak bisa main di Namrole main di Ambon, kalau tidak main di Jakarta, kemudian main di neraka,” sesalinya

    Uskup berharap kepada umat Katolik yang ada di Kota Namrole mencoba budayakan menabung demi untuk masa depan yang lebih baik.

    “Saya tekankan kepada umat saya, cobalah menabung, menabung,  menabung dengan cara kredit yang dikelola oleh gereja Katolik,” harapnya.

    Dikatakan Uskup bahwa, uang yang beredar di Gereja Katolik saat ini Rp.100 milyar, Uang itu kata Uskup, dari anggota (umat) kepada anggota saling membantu, dan tidak ada bantuan dari pemerintah dalam hal ini.

    “Dengan demikian kesejahtraan itu lahir dari masyarakat sendiri, bukan karena bantuan dari pengemis, semoga budaya menabung bisa terjadi,” jelasnya.

    Budaya Harmoni
    Budaya harmoni, jelas Uskup lanjt, walau berbeda satu sama lain tidak mengapa. Kata Uskup, walau rambut berbeda-beda tidak mengapa, bebeda suku tidak mengapa,  berbeda status, berbeda politik juga tidak mengapa.

    “Masing-masing berbeda itulah netral. Kita berbeda tetapi perbedaan bukan menghancurkan tetapi perbedaan adalah semakin kuat satu sama lain,” kata Uskup.

    Yang Protestan, yang Muslim, yang Katolik, jadilah beragama yang baik. Tetapi yang terpenting, inti dari beragama adalah kasih satu dengan yang lain.

    Pendidikan
    Lanjutnya, yang perlu digaris bawahi, betapa penting pendidikan. Uskup mengaku bangga karena SD Katolik yang ada di Kota Namrole telah membuat banyak orang Buru menjadi pintar dan mandiri.

    “Kita tidak mendidik orang disini untuk menjadi umat Katolik, kita mendidik orang untuk menjadi manusia yang baik,” kata Uskup.

    Lanjutnya, ada banyak pejabat di negeri ini tamatan dari sekolah-sekolah Katolik, dan mereka tetap beragama sesuai keyakinan masing-masing. Karena betapa penting pendidikan, kalau ingin perubahan maka perlu mengikuti pendidikan. Kata Uskup,  siapa yang menguasai pendidikan, dia menguasai masa depan.

    Kalau ingin masa depan Bursel  lebih maju, maka masyarakatnya harus terdidik, dan kepada Pemda harus  kembangkan dan tingkatkan pendidikan, sebab masalah pendidikan harus diutamakan. 

     “Yang saya lihat di Keuskupan Amboina hanya orang Key dan Tanimbar, mana orang Buru, mana orang Buru, seolah-olah orang Buru tidak boleh menjadi hamba Allah, saya sedih,” sentilnya.

    Masih Uskup, dirinya merencanakan akan mendirikan  satu tempat pendidikan Pastor di Namrole dengan harapan agar suatu hari ada orang Buru yang menjadi Pastor.

    “Siapa tahu untuk beberapa tahun kedepan ada Uskup Solissa atau Seleky dari Bursel,” ujarnya.
    “Tetapi saya bangga dengan Pastor Namrole karena bisa bekerja-sama dengan Pemerintah Daerah Bursel,” pujinya.

    Keamanan
    Masalah kemanan, kata tokoh perdamaian ini bahwa sangat pentingnya keamanan. Kalau tidak aman bagaimana daerah ini bisa berkembang. Olehnya itu, dia mengajak  masyarakat di sini selalu menjaga keamanan, dan jangan selalu berharap kepada polisi dan TNI.

    “Mereka memang bertugas menjaga keamanan, asal jangan polisi dan tentara berkelahi, padahal mereka yang menjaga keamanan,” ujar Uskup sambil kritik perilaku oknum-oknum aparat.
    Sementara dalam sambutan Wakil Bupati, Ayub Seleky, berharap agar masyarakat Bursel harus hidup rukun.

    Dimana, untuk tujuan itu, Pemkab Bursel selalu memfasilitasi setiap kegiatan bersama-sama melalui Forum Komunikasi antar Umat Beragama (FKUB).

    “Yang telah pernah terjadi disini seminar yang dilakukan oleh FKUB Provinsi bersama seluruh agama-agama, tentu saja Pemda tidak diam teradap agama-agama dalam kebersamaan untuk menciptakan perdamaian di Kabupaten ini,” jelas Seleky.

    Ada beberapa hal penting yang harus disampaikan lanjut Seleky, mungkin yang pertama di seluruh wilayah di Indonesia, Kabupaten Bursel yang memberikan insentif kepada seluruh tokoh-tokoh agama dan tokoh-tokoh adat termasuk tokoh agama Katolik.

    “Dana insentif itu kami berikan secara rutin setiap tahun anggaran,” ujarnya.

    Dimana, perhatian Pemkab Bursel terhadap tokoh-tokoh agama pun diwujudkan dalam program kunjungan tokoh-tokoh agama berkunjung ke Israel melihat situs-situs keagamaan disana.

    Dalam kesempatan itu pula, Ayub sampaikan bahwa Pastor Namrole sangat mendukung program pemerintah daerah.


    “Tahun depan Paroki akan dibangun dan akan mendapat bantuan dari pemerintah daerah, dan yang lain juga akan dapat bantuan,” sebut wakil bupati dua periode ini.

    Kata Seleky lanjut, bantuan yang akan diberikan ada yang besar dan kecil asalkan semua dapat. Karena Pemda selelu merespon setiap kegiatan keagamaan, tidak hanya terbatas pada fisik tetapi pembinaan umat melalui wadah-wadah organisasi keagamaan pun selalu mendapat perhatian Pemkab Bursel. (KTBS-02)

    Baca Juga

    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 komentar:

    Post a Comment

    Item Reviewed: Uskup Amboina Minta Umat Katolik di Namrole Ciptakan Lingkungan Bersih Rating: 5 Reviewed By: Kompas timur
    Scroll to Top