Gowok Kamasutra Jawa: Perjalanan Sensual ke Rotterdam

Berita88 Dilihat

Film Gowok Kamasutra Jawa: Kisah Sensual yang Bersaing di International Film Festival Rotterdam

Prolog

Sutradara Hanung Bramantyo telah mengukir prestasi gemilang dengan film-filmnya sebelumnya, dan kini dia kembali membuat terobosan dengan film Gowok Kamasutra Jawa. Film ini terpilih untuk berkompetisi di Big Screen Competition di International Film Festival Rotterdam (IFFR), suatu pencapaian yang mengundang kebanggaan bagi Hanung Bramantyo.

Perjalanan Menuju IFFR

Setelah film Tuhan Izinkan Aku Berdosa sukses menyita perhatian penonton, Hanung Bramantyo tak pernah berhenti berdoa agar karyanya bisa meraih kesuksesan yang lebih luas, bahkan hingga ke kancah internasional. Dan doa Hanung pun terkabul, saat Gowok Kamasutra Jawa dipilih untuk berkompetisi di IFFR. Hanung merasa bahwa ini adalah sebuah berkah dan jawaban atas doanya yang digantungkan saat perjalanan haji beberapa waktu lalu.

Pandangan Hanung Bramantyo

Hanung Bramantyo mengungkapkan pandangannya tentang daya tarik universal dari kisah sensual yang diangkat dalam Gowok Kamasutra Jawa. Menurutnya, kisah ini memiliki daya tarik yang tidak hanya berlaku di Indonesia, namun juga mampu memikat penonton dari berbagai belahan dunia. Meskipun tema sensual seperti ini mungkin kontroversial di Indonesia, Hanung yakin bahwa di luar negeri, film ini akan menjadi daya tarik tersendiri, sebagaimana yang dialami oleh film Tuhan Izinkan Aku Berdosa.

Sinopsis Gowok Kamasutra Jawa

Film Gowok Kamasutra Jawa mengisahkan tentang seorang perempuan guru pada era 1955-1965 yang mengajarkan keterampilan seksual kepada calon pengantin pria. Tujuannya adalah agar para suami dapat memuaskan istri mereka di atas ranjang. Melalui kitab-kitab kuno warisan leluhur seperti Centhini, Nitimani, Wulangreh, Gowok berupaya mengajarkan laki-laki tentang pentingnya memberikan kasih sayang, penghargaan, dan kepuasan kepada perempuan, terutama di dalam hubungan intim.

Jadwal Penayangan di IFFR

Gowok Kamasutra Jawa akan diputar pada Minggu-Senin (2-3/2/2025) dan Rabu-Kamis (5-6/2/2025) di International Film Festival Rotterdam. Para penonton akan diajak untuk menyaksikan kisah sensual yang sarat makna ini melalui layar lebar.

Epilog

Dengan terpilihnya Gowok Kamasutra Jawa di Big Screen Competition IFFR, Hanung Bramantyo menjelaskan bahwa film ini bukan sekadar kisah sensual biasa, melainkan sebuah karya seni yang memperjuangkan hak-hak perempuan dalam hubungan intim. Melalui film ini, Hanung Bramantyo berharap pesan tentang cinta, kasih sayang, dan penghargaan terhadap pasangan dapat tersampaikan kepada penonton di seluruh dunia.

Artikel ini disusun berdasarkan informasi terkini mengenai film Gowok Kamasutra Jawa yang sedang bersaing di International Film Festival Rotterdam. Mari dukung perfilman Indonesia dengan menonton karya-karya berkualitas seperti ini!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *