Bank Indonesia (BI) Mendukung Program 3 Juta Rumah dengan Pembelian Surat Berharga Negara (SBN)
Bank Indonesia (BI) telah mengumumkan bahwa mereka akan membeli Surat Berharga Negara (SBN) yang diterbitkan pemerintah untuk mendukung program 3 juta rumah. Langkah ini diambil sebagai bagian dari upaya untuk mempercepat pembangunan rumah bagi masyarakat di Indonesia. Dalam acara Pembahasan Asesmen Ekonomi Terkini di Tugu Kuntskring Palais, Jakarta Pusat, Direktur Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas BI, R. Triwahyono menjelaskan rencana pembelian SBN tersebut.
Pembelian SBN dilakukan oleh BI di pasar perdana untuk tenor yang tidak melebihi 1 tahun. Triwahyono menjelaskan, “Pembelian SBN kita tetap sama. Jadi artinya kita melakukan pembelian SBN bisa di pasar perdana untuk yang tenor sampai dengan 1 tahun.” Hal ini menunjukkan komitmen BI untuk mendukung program pemerintah dalam pembangunan rumah bagi masyarakat.
Selain pembelian di pasar perdana, BI juga akan melakukan pembelian SBN melalui pasar sekunder melalui perbankan. Triwahyono menjelaskan, “Dan kita membeli di pasar sekunder itu artinya beneran kita sama perbankan, kita beli di bank. Jadi kita transaksi dengan perbankan pembelian untuk yang Surat Utang Negara (SUN), yang bukan SBN dan SBNS.” Langkah ini diharapkan dapat memberikan dukungan yang lebih luas dalam pelaksanaan program 3 juta rumah.
Dukungan BI terhadap program 3 juta rumah juga akan diberikan dalam bentuk Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) dana pihak ketiga atau DPK menjadi 5%. Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI, Juli Budi Winantya, menjelaskan bahwa peningkatan KLM dari 4% ke 5% merupakan langkah konkret yang telah diumumkan. Selain itu, terdapat pembicaraan mengenai dukungan lainnya yang masih dalam tahap pembahasan.
Penerbitan surat utang ini merupakan tambahan skema pembiayaan perumahan untuk masyarakat berpenghasilan rendah di luar Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Keputusan untuk menerbitkan SBN perumahan didasarkan pada hasil pertemuan dengan berbagai pihak terkait, termasuk Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman, Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara, Gubernur BI, dan Ketua Satuan Tugas (Satgas) Perumahan.
BI telah menyiapkan dana sebesar Rp 130 triliun untuk sektor perumahan sebagai bentuk dukungan terhadap program Presiden Prabowo Subianto untuk membangun 3 juta rumah per tahun. Dana tersebut berasal dari dalam negeri, menunjukkan komitmen pemerintah untuk tidak hanya bergantung pada investasi asing dalam merealisasikan program tersebut.
Berbagai investor asing, termasuk dari India, Singapura, dan Turki, telah berkomitmen untuk menanamkan modalnya dalam proyek 3 juta rumah. Hal ini menjadi dorongan positif bagi pemerintah dalam menjalankan program tersebut. Dengan adanya dukungan dari berbagai pihak, diharapkan program pembangunan rumah ini dapat terealisasi dengan baik dan memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat.
Dalam upaya mendukung program 3 juta rumah, BI memainkan peran penting dengan pembelian SBN serta peningkatan KLM. Langkah-langkah ini menunjukkan komitmen BI dalam mendukung pembangunan infrastruktur perumahan di Indonesia. Dengan adanya dukungan dari berbagai pihak, diharapkan program ini dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi masyarakat Indonesia.