Rencana Pemerintah untuk Membangun 3 Juta Unit Rumah dan Dampaknya Terhadap Industri Semen
Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto telah menetapkan target ambisius untuk membangun 3 juta unit rumah bagi masyarakat. Program ini diharapkan dapat mengatasi masalah kelebihan pasokan semen yang sedang terjadi saat ini. Utusan Khusus Presiden Bidang Iklim dan Energi, Hashim S. Djojohadikusumo, menegaskan komitmen pemerintah dalam sektor perumahan melalui program tersebut. Tidak hanya untuk menyediakan tempat tinggal bagi masyarakat, namun sektor perumahan juga dianggap dapat memberikan stimulus untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
Hashim S. Djojohadikusumo menjelaskan bahwa program pembangunan 3 juta rumah setiap tahun akan meningkatkan permintaan semen, sehingga dapat membantu mengatasi masalah kelebihan pasokan yang dihadapi oleh industri semen domestik saat ini. “Itu selama Pak Prabowo memimpin, program perumahan akan terus berlangsung,” ungkapnya.
Adapun untuk mendukung program tersebut, pemerintah telah mendapatkan komitmen pembiayaan dari pemerintah Qatar dan swasta Qatar untuk membangun 4-6 juta unit rumah. Selain itu, kerjasama juga telah dilakukan dengan Menteri Energi dan Perindustrian Uni Emirat Arab untuk pembangunan 1 juta unit rumah. Hal ini belum termasuk kerjasama dengan negara-negara lain seperti Cina, Turki, India, Singapura, dan lain-lain. Semua ini diharapkan dapat menjadi stimulus ekonomi bagi berbagai sektor terkait dengan bidang perumahan, termasuk industri semen.
Di sisi lain, Hashim S. Djojohadikusumo juga menekankan pentingnya aspek lingkungan dalam aktivitas ekonomi yang semakin meningkat. “Apa hubungannya dengan ESG dan lingkungan hidup? Bisnis itu pasti memiliki dampak. Pabrik semen terus berproduksi dan menghasilkan emisi. Oleh karena itu, kita harus menjaga lingkungan dengan baik,” tambahnya.
Direktur Utama SIG, Donny Arsal, juga menyampaikan komitmen perusahaan dalam menjalankan praktik bisnis berkelanjutan berdasarkan pilar-pilar ESG (Environmental, Social, and Governance). SIG telah memiliki Sustainability Roadmap 2030 yang menitikberatkan pada aspek Planet, People, dan Prosperity. SIG terus berupaya untuk menurunkan tingkat emisi karbon per ton produknya melalui berbagai inisiatif, seperti penurunan konsumsi energi, peningkatan produktivitas melalui teknologi AI, penggunaan bahan baku dan bahan bakar alternatif, serta pembangkit listrik tenaga surya dan mikrohidro.
Selain itu, SIG juga telah mengonversi pembiayaannya ke Sustainability Linked Loan (SLL) sebagai komitmen terhadap inisiatif dekarbonisasi. Langkah ini juga memberikan manfaat berupa penurunan margin bunga dan terms yang lebih baik dibandingkan dengan hutang bank sindikasi eksisting. Inisiatif ini menunjukkan keseriusan SIG dalam upaya dekarbonisasi.
Menurut Donny Arsal, komitmen SIG dalam mendukung pencegahan pemanasan global telah mendapat validasi dari Science-Based Target initiatives (SBTi). Hal ini membuat SIG menjadi perusahaan pertama di industri bahan bangunan Indonesia yang tervalidasi SBTi, yang memiliki kriteria ketat dalam menetapkan target emisi GRK yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Dengan berbagai langkah dan komitmen yang diambil oleh pemerintah dan perusahaan semen seperti SIG, diharapkan dapat tercapai keseimbangan antara pembangunan infrastruktur perumahan yang dibutuhkan oleh masyarakat dengan menjaga lingkungan dan mengurangi dampak negatif terhadap alam. Semoga program pembangunan 3 juta rumah ini dapat menjadi langkah positif dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional dan kesejahteraan masyarakat.
(rrd/rrd)