Menjelajahi Potensi Hilirisasi Batubara Menjadi Dimethyl Ether (DME)
Pendahuluan
Hilirisasi batubara menjadi Dimethyl Ether (DME) telah menjadi sorotan utama dalam upaya diversifikasi energi Indonesia. Salah satu tokoh yang memberikan apresiasi terhadap terobosan ini adalah Wakil Ketua MPR dari Fraksi PAN, Eddy Soeparno. Namun, dalam apresiasinya, Eddy juga menyampaikan catatan penting mengenai keekonomian dari produk utama yang dihasilkan dari hilirisasi batubara menjadi DME.
Proyek Hilirisasi Batubara Menjadi DME
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah mengungkapkan rencana percepatan 21 proyek hilirisasi, di mana proyek gasifikasi batu bara menjadi DME menjadi salah satu yang terbesar. Hal ini menjadi langkah strategis dalam mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap impor energi.
Tantangan Keekonomian
Eddy Soeparno menjelaskan bahwa salah satu kendala utama dalam proses hilirisasi batubara menjadi DME adalah keekonomian dari produk akhirnya. Bahan baku batubara dengan kandungan kalori tinggi membutuhkan biaya yang cukup tinggi dalam proses produksi.
Kendala dalam Proses Produksi
Feedstock batubara yang digunakan dalam proses menjadi DME memiliki kalori antara 4000-4200, sehingga biaya bahan bakunya relatif tinggi. Hal ini menyebabkan harga jual dari DME menjadi mahal, bahkan lebih mahal daripada impor LPG. Tujuan utama dari produksi DME seharusnya adalah untuk menggantikan penggunaan LPG, namun keadaan ini menjadi kontraproduktif.
Dampak Terhadap Investasi
Kendala keekonomian ini juga berdampak pada investasi dalam proses hilirisasi batubara. Beberapa BUMN dan perusahaan swasta nasional bahkan membatalkan investasi dengan perusahaan asing yang ahli dalam proses hilirisasi batubara. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya kajian lebih lanjut dalam memastikan keekonomian produk DME dapat bersaing dengan harga LPG.
Usulan dan Harapan ke Depan
Eddy Soeparno mengusulkan agar para pengambil kebijakan melakukan kajian lebih lanjut untuk memastikan keekonomian produk DME lebih murah dibandingkan LPG. Kajian ini menjadi kunci dalam memastikan keberlanjutan kebijakan hilirisasi batubara untuk mengurangi impor dan memperkuat ketahanan energi nasional.
Penutup
Dalam menghadapi tantangan keekonomian dalam hilirisasi batubara menjadi DME, kajian mendalam dan perencanaan yang matang sangat diperlukan. Melalui langkah-langkah strategis ini, Indonesia dapat memanfaatkan potensi batubara secara maksimal untuk mendukung ketahanan energi nasional.
Artikel ini juga menggarisbawahi pentingnya kolaborasi antara pemerintah, industri, dan akademisi dalam mengembangkan teknologi hilirisasi batubara. Dengan sinergi yang kuat, Indonesia dapat menjadi pemimpin dalam pengembangan energi alternatif berbasis batubara.
Sumber: Detik.com