Anies Baswedan Tunjukkan Empati terhadap Siswa SD yang Kena Hukuman di Medan
Anies Baswedan, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan di era Jokowi periode pertama, menunjukkan empati besar terhadap seorang siswa SD di Medan yang kena hukuman berupa duduk di lantai kelas berhari-hari. Dalam situasi tersebut, Anies pun memberikan tanggapannya.
Reaksi Anies Baswedan
Anies menegaskan bahwa tidak benar jika sekolah memberikan sanksi berat pada seorang murid hanya karena masalah uang sekolah (SPP). Menurut Anies, uang sekolah bukanlah tanggung jawab murid, melainkan orangtua.
Menurut Anies, sanksi terhadap pelajar seharusnya mengandung unsur pembelajaran. Jika tidak ada unsur pembelajaran, itu hanya memuaskan orang yang memberikan sanksi. Anies menekankan bahwa tindakan pendisiplinan harus bertujuan untuk mengembalikan pelajar kepada langkah yang benar dengan cara-cara yang edukatif.
Kasus Viral di Medsos
Kasus tersebut menjadi viral di media sosial karena wali kelas SD Yayasan Abdi Sukma di Kota Medan menghukum muridnya, MI (10), dengan cara menyuruh duduk di lantai selama jam pelajaran karena belum membayar uang sekolah selama tiga bulan.
Sebelumnya, murid kelas IV SD Yayasan Abdi Sukma berinisial MI dilarang mengikuti proses belajar mengajar di kelas oleh wali kelannya karena menunggak pembayaran uang sekolah sebesar Rp180 ribu. Video yang menunjukkan pelajar tersebut duduk di lantai pun menjadi viral di media sosial.
Reaksi Keluarga
Ibu MI, Kamelia, juga menyampaikan perasaannya terkait perlakuan tersebut terhadap anaknya. Kamelia mengungkapkan betapa terpukulnya ia melihat anaknya diperlakukan demikian.
Menekankan Pentingnya Pendidikan yang Bermartabat
Kejadian ini menunjukkan betapa pentingnya pendidikan yang bermartabat dan berbasis pada prinsip keadilan. Anies Baswedan turut memberikan perhatian terhadap kasus ini sebagai bentuk dukungan terhadap pendidikan yang layak dan adil bagi setiap anak di Indonesia.
Bagaimana pendapat Anda tentang kasus ini? Apakah Anda juga merasa pentingnya memastikan pendidikan yang bermartabat bagi anak-anak Indonesia? Berikan pendapat Anda di kolom komentar!