Pengaruh Kebijakan Impor Beras Indonesia Terhadap Pasar Internasional
Pengantar
Rencana Indonesia untuk menyetop impor beras telah menjadi perbincangan hangat belakangan ini. Kepala Badan Pangan Nasional (Bapenas), Arief Prasetyo Adi, mengungkapkan bahwa kebijakan ini telah berdampak signifikan terhadap penurunan harga beras di pasar internasional. Dalam Rapat Koordinasi Bidang Pangan Provinsi Banten, Arief menjelaskan bahwa pengumuman pemerintah untuk menghentikan impor beras telah menyebabkan harga beras dunia turun drastis dari sebelumnya US$ 640 per metrik ton menjadi hanya sekitar US$ 400/MT.
Dampak Kebijakan Stop Impor Terhadap Harga Beras Dunia
Menurut data yang dihimpun oleh tim NFA, harga beras putih 5 persen (Free on Board) dari berbagai negara seperti Thailand, Vietnam, Pakistan, dan Myanmar mengalami penurunan signifikan setelah pengumuman stop impor beras Indonesia. Pada Januari 2024, harga beras dari negara-negara tersebut berada di rentang US$ 622 sampai 655 per metrik ton. Namun, pada Desember 2024, harga beras tersebut turun menjadi USD 455 sampai 514 per metrik ton. Bahkan, India pun mulai membuka keran ekspor berasnya, yang semakin menekan harga beras putih menjadi rentang USD 430 sampai 490 per metrik ton pada 8 Januari 2025.
Perkembangan Harga Beras di Pasar Dunia
Menurut The FAO All Rice Price Index (FARPI), Indeks beras dunia pada Desember 2024 mengalami penurunan 1,2 persen dibandingkan bulan sebelumnya, mencapai 119,2 poin. Meskipun demikian, jika dilihat secara keseluruhan selama tahun 2024, rerata indeks FARPI masih lebih tinggi 0,8 persen dibandingkan tahun 2023. Arief menyatakan bahwa meskipun harga beras di pasar dunia turun, pemerintah Indonesia tetap memastikan kesejahteraan petani dengan menyesuaikan harga beras secara adil.
Kesejahteraan Petani dan Stabilitas Inflasi
Kesejahteraan petani padi tercermin dari indeks Nilai Tukar Petani Pangan (NTPP). NTPP pada Februari 2024 mencapai angka tertinggi dalam 5 tahun terakhir, yakni 120,30, dan masih cukup baik pada Desember 2024 dengan angka 108,90. Di sisi lain, stabilitas inflasi juga terjaga dengan baik, dengan tingkat inflasi umum pada tahun 2024 mencapai 1,54 persen, yang merupakan yang terbaik sejak tahun 1958. Penurunan harga komoditas pangan yang stabil juga berkontribusi pada stabilitas inflasi ini.
Momentum Panen Raya dan Peran Pemerintah Daerah
Menyikapi momentum panen raya yang akan datang, Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, menekankan pentingnya memperkuat stok beras nasional. Selain mengoptimalkan penyerapan gabah oleh Perum Bulog, Zulhas juga menyoroti peran penting pemerintah daerah dalam menjaga lahan pertanian agar tidak beralih fungsi. Dengan luas lahan sawah yang mencapai 7,4 hektare, Pemda diminta untuk memastikan bahwa lahan-lahan tersebut tetap digunakan untuk pertanian demi mendukung swasembada pangan.
Kesimpulan
Kebijakan Indonesia untuk menghentikan impor beras telah membawa dampak yang signifikan terhadap pasar internasional, dengan harga beras dunia yang terus menurun sejak pengumuman tersebut. Meskipun demikian, pemerintah tetap fokus pada kesejahteraan petani dan stabilitas inflasi, serta mempersiapkan diri untuk panen raya yang akan datang. Dengan kerjasama antara pemerintah pusat dan daerah, diharapkan Indonesia dapat terus menjaga ketahanan pangan dan memperkuat posisinya sebagai produsen beras terkemuka di dunia.