• Headline News


    Friday, March 31, 2023

    Pemilih Pemula, Media Sosial dan Partisipasi Pemilu

     
    Oleh :
    Etlin Tanalepy
    (Sekretariat DPD KNPI Provinsi Maluku periode 2018-2021)

    Pemilu adalah sarana  kedaulatan rakyat untuk memilih anggota Dewan perwakilan rakyat, anggota Dewan perwakilan daerah, Presiden dan wakil presiden, dan untuk memilih anggota dewan perwakilan rakyat daerah. 


    Partisipasi pemilih dalam pemilu dan pemilihan adalah tanggung jawab bersama antar penyelenggara pemilu, pemerintah, partai politik, dan segenap warga negara dimana perhelatan itu diselenggarakan. Partisipasi tidak bisa dibebankan kepada salah satu pihak, semua harus bersatu padu melakukan startegis sesuai kapasitas masing – masing. 


    Pemilih pemula adalah bagian dari pemilih yang sangat menjadi perhatian publik. Perhatian ini demikian tajam mengingat sikap apatis yang ditunjukan mayoritas anak muda sejak meluasnya penggunaan media sosial. Hal ini tentu memiliki alasan yaitu secara kasat mata masyarakat melihat para kaum muda lebih suka dengan permainan dunia maya dibandingkan dunia nyata. 


    Pemilih pemula adalah sekelompok anak – anak muda yang berada pada fase peralihan dari masa kanak – kanak menuju dewasa. Pada fase ini pola pikir (mindset) pemilih pemula belum sepenuhnya terbentuk dengan pemikiran bahwa kemajuan demokrasi bangsa berada ditangan semua rakyat Indonesia termasuk juga kaum muda. Dalam situasi ini tentu pemilih pemula membutuhkan banyak informasi dan refernsi dari berbagai sumber sepertu media online, media cetak, media elektronik, buku maupun jurnal. Namun pada realitasnya, pemilih pemula lebih banyak menjadikan media sosial sebagai sumber informasi dalam menentukan sikap politiknya. 


    Kondisi ini bukan lagi hal baru bagi kita, seringkali didapati banyak platform media  sosial yang dipakai untuk menyebarkan  infromasi politik, opini tokoh – tokoh masyarakat.  Penyebaran infromasi begitu cepat dan muda didapati oleh pengguna media sosial yang yang tidak lain dan tidak bukan adalah pemilih pemula.


    Karakter dan perilaku pemilih pemula pada dasarnya sangat mudah menerima informasi secara utuh tanpa memastikan keakuratan informasi yang dibaca melalui media sosial. Banyaknya penyebaran Hoax adalah tantangan bagi para penyelengara dan pengawas pemilu dalam upaya mengajak seluruh pemilih pemula turut serta mensukseskan pesta demokrasi setiap menjelang pemilu. Ketidakingin tahuan terhadap keakuratan sebuah informasi menjadikan para pemilih pemula sangat mudah terpengaruh dan cenderung gegabah menentukan sikap dan keputusan pyang tidak bijaksana. 


    Sebagai mahkluk sosial, pemilih pemula juga memiliki  ruang pergaulan dalam keseharian untuk berinteraksi dan bersosialisasi, mencari jati diri dan pengkuan dari sesama. Dalam ruang tersebut, pemilih pemula melakukan komunikasi dengan rekan sesama  secara berulang – ulang, hal demikian secara tidak langsung membentuk emosional dan sikap  sehingga tercipta suatu hubungan yang harmonis, nyaman dan aman. Terlebih apabila ada sosok atau figur yang mereka idolakan atau dijadikan patron, hal itu sangat berpengaruh cara pandang dan pemikiran saat melakukan pengambilan keputusan. 


    Menyikapi fenomena ini, ada tiga faktor yanv membantu mempengaruhi pola pikir dan cara pandang pemilih pemula untuk turut serta berpartisipasi aktif dalam pesta demokrasi bangsa antara lain, guru disekolah atau dosen dikampus, orang tua dirumah dan tokoh masyarakat. Rata - rata pemilih pemula adalah mereka yang duduk dibangku sekolah menengah dengan usia 17 tahun dan juga mereka yang duduk dibangku perkuliahan. Siswa disekolah dan mahasiswa dikampus akan sangat muda mendengar dan menerima infromasi dari guru maupun dosen termasuk dalam hal  memberikan pandangan terhadap kemajuan bangsa yang didasari pada sikap dan keputusan politis yang terlasalur lewat aspirasi dalam pesta demojrasi yang diselenggarakan setiap lima tahun . Lewat organisasi siswa intra sekolah maupun Oragnisasi intra kampus, ada pula pembelajaran politik yang bisa dijadikan sebagai refensi dan wawasan bahwa peran partisipasi pemilih pemula adalah faktor penentu keberhasilan demokrasi bangsa untuk menciptakan pemimpin yang jujur dan bersih. 


    Selanjutnya, ada peran orang tua , mengingat banyaknya waktu anak bersama orang tua dirumah. Orang tua dirumah berperan membentuk karakter, sikap dan perilaku anak yang jujur, adil, menghormati, suka menolong dan aktif dalan kegiatan kemasyarakatan. Tidak bisa dihandari, bahwa  orang tua adalah roll model utama anak dalam bersikap. Anak akan mengikuti apa yang dilakukan oleh orang tuanya, termasuk dalam peran partisipasi mensukseskan meomentum demokrasi. Bila orang tua seringkali menganggap anak masih kecil dann tidak bisa ikut berpartisipasi dalam pesta demokrasi, dengan sendirinya akan membentuk pola pikir anak yang beranggapan bahwa pemilu hanya menjadi milik orang tua atau orang yang sudah sangat dewasa. Hal ini tentu menjadi pemicu bagi pemilih pemula bahwa pemilu bukanlah hal penting yang harus turut berperan aktif. Namun bila dengan segala pengetahuan dan wawasan demokrasi yang dimiliki orang tua dan diajarkan kepada anak yang juga pemilih pemula, tentu akan menjadi semangat untuk turut aktif  sebagai warga negara dalam agenda pemilu yang diselenggarakan. 


    Faktor lain yang tidak kalah penting, yakni tokoh masyarakat. Kultur bangsa Indonesia yang menjunjung dan menghormati orang yang lebih tua atau ditokohkan, sudah menjadi bagian penting dalam setiap pengambilan keputusan baik dilingkungan maupun dalam keluarga. Ada saja fiigur atau orang yang sangat didengar ketika memberikan nasihat, arahan maupun petuah dalam kehidupan keseharian pemilih pemula. Pada momentum – momentum tertentu, figur – figur inilah sangat mempengaruhi tingkat partisipasi pemilih pemula terhadap sebuah aktivitas maupun kegiatan, termasuk pesta demokrasi. 


    Menanamkan pemahaman tentang pemilu dan pemilihan tidak bisa hanya dengan satu langkah saja, terlebih untuk pemilih pemula yang kritis dan cenderung labil. Harus ada langkah dan strategi yang akan memudahkan para pemilih pemula mengingat pentingnya ketrlibatan dan partisipasi, antara lain :melakukan sosialisasi baik disekolah maupun di kampus, memanfaatkan platform media sosial secara masif untuk memberikan informasi terkait peran partisipasi pemilih pemula, melibatkan pemilih pemula dalam mensosialisasikan peran aktif mensukseskan pemilu baik ditingkat RT/RW, desa Kelurahan, Kota, maupun provinsi. 


    Pemilih pemula dan kemajuan teknologi penggunaan media sosial adalah invest bangsa yang akan menjadi spirit peran aktif partisipasi Pemilih pemula dalam  menjalankan roda Demokrasi melalui pemanfaatan media sosial sebagai wadah penyebaran informasi demokrasi yang edukasi, sehat dan berkualitas. (KT-01)


    Baca Juga

    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 komentar:

    Post a Comment

    Item Reviewed: Pemilih Pemula, Media Sosial dan Partisipasi Pemilu Rating: 5 Reviewed By: Kompas Timur
    Scroll to Top