• Headline News


    Tuesday, November 24, 2020

    Ayo Tetap Pertahankan Daerah Zona Hijau Covid-19

     


    Namrole, Kompastimur.com

    Ancaman penyebaran Covid-19 hingga kini masih saja tinggi di Indonesia. Bahkan, hingga Selasa (23/11/2020), Indonesia masih berada pada posisi tertinggi di Asia Tenggara dengan jumlah kasus Covid-19 sebanyak 502.110 pasca penambahan 4.442 kasus positif Covid-19.


    Bahkan, tercatat sebanyak 16.002 orang telah meninggal dunia dan sebanyak 422.386 orang telah dinyatakan sembuh sejak awal Pandemi Covid-19.


    DKI Jakarta masih menjadi provinsi yang memiliki kasus Covid-19 tertinggi dengan 127.164 kasus, disusul Jawa Timur dengan 58.679 kasus, Jawa Barat dengan 48.064 kasus, dan Jawa Tengah dengan 47.380 kasus. Sedangkan Maluku berada di posisi 23 besar dengan 4.255 kasus.


    Walau angka penyebaran Covid-19 masih terbilang tinggi tersebut, namun kita patut bersyukur karena masih ada 26 Kabupaten/Kota di Indonesia yang hingga kini masih berstatus Zona Hijau Covid-19, baik dalam katagori tak ada kasus maupun tidak terdampak.


    Untuk daerah-daerah yang tidak ada kasus seperti Mamberamo Tengah, Yalimo dan Waropen (Provinsi Papua), Lembata (Provinsi Nusa Tenggara Timur), Pulau Taliabu (Provinsi Maluku Utara), Maluku Barat Daya dan Buru Selatan (Provinsi Maluku), Mesuji (Provinsi Lampung), Lingga (Provinsi Kepulauan Riau), Bengkulu Selatan, Lebong (Provinsi Bengkulu).


    Sedangkan untuk daerah-daerah tidak terdampak terdiri dari Pegunungan Arfak (Provinsi Papua Barat), Dogiyai, Yahukimo, Deiyai, Mamberamo Raya, Nduga, Asmat, Puncak dan Intan Jaya (Provinsi Papua), Sabu Raijua (Provinsi Nusa Tenggara Timur), Maluku Tenggara Barat (Provinsi Maluku), Natuna dan Kepulauan Anambas (Provinsi Kepulauan Riau).


    Bupati Buru Selatan, Tagop Sudarsono Soulisa pun turut menyampaikan rasa syukurnya karena Kabupaten yang sudah dipimpinnya selama hampir 10 tahun ini bisa tetap mempertahankan status Zona Hijau Covid-19 hingga saat ini.


    "Kita semua bersyukur hari ini Buru Selatan masih zona hijau," kata Tagop yang juga Doktor Manajemen Pemerintahan Universitas Indonesia diselah-selah acara Pengresmian Gedung Pastori II Jemaat GPM Labuang, Klasis Buru Selatan, Sabtu (21/11/2020).


    Menurut mantan Kepala Bappeda Kabupaten Bursel itu, bertahannya Kabupaten Buru Selatan sebagai daerah berstatus Zona Hijau tidak terlepas dari kehendak Tuhan Yang Maha Esa. Sebab, hampir semua daerah di Maluku sudah terdampak Covid-19 dan ada pula yang berstatus Zona Merah.

     

    "Ini bukan saja karena pekerjaan dan perbuatan kita manusia, tetapi kehendak Tuhan di atas, karena semua daerah di Maluku ini sudah terdampak Covid," ungkap kader PDI Perjuangan itu.


    Olehnya itu, Pria kelahiran Kota Ambon, 14 Maret 1968 ini pun merasa patut berterima kasih kepada seluruh warga Buru Selatan yang telah mendukung pemerintah Dearah dalam mempertahankannya status itu.


    "Kita sangat bersyukur karena Buru Selatan sampai hari ini masih di zona hijau dan atas nama pemerintah Beta (Saya-red) mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh masyarakat di Buru Selatan, terutama Jemaat Labuang yang selama ini sebagai ujung pintu masuk di Buru Selatan," ucapnya.


    Iapun turut menyampaikan rasa kagumnya kepada seluruh warga GPM melalui Ketua Klasis GPM Buru Selatan, Pdt. A.P. Saija karena selama ini warga GPM, termasuk di Jemaat GPM Labuang sangat patuh terhadap Protokol Kesehatan.


    "Mungkin Pak Ketua Klasis, Beta sangat memberikan apresiasi kepada umat Kristen Protestan di Buru Selatan yang selalu tertib mengikuti protokoler kesehatan," ucap lulusan S2 Perencanaan Kota dan Daerah Universitas Gajahmada itu.


    Menurutnya, ketaatan yang dicontohkan tersebut haruslah dicontohi oleh berbagai pihak lain, termasuk umat muslim. Kendati memang hal itu agak sulit.


    "Nah, ini harus kita contohi, di mesjid itu satu dua, kebanyakan aduh, memang itu bagian dari pada kebiasaan yang susah juga kita sampaikan gitu kan. Jadi sebagai pemerintah daerah, Beta memberikan apresiasi, terutama kepada jemaat di Namrole dan di Leksula yang sangat mentaati protokoler kesehatan yang kemarin dilakukan," katanya.


    Terkait itu, tanggung jawab untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 yang telah menjadi musuh bersama hampir 8 bulan ini harus menjadi tanggung jawab bersama semua pihak dan tak hanya pemerintah saja.


    Olehnya itu, ketaatan terhadap protokoler kesehatan perlu menjadi perhatian bersama. Sebab, kendati Buru Selatan dan puluhan daerah lainnya masih berada pada zona hijau, bukan berarti daerah-daerah ini akan tetap aman dari ancaman penyebaran Covid-19. Terlebih lagi, jika kita tidak taat dan menerapkan pola hidup sesuai protokol Covid-19.


    Begitu pun dengan berbagai daerah di Indonesia yang masih tinggi kasus Covid-19 pun harus memberikan rasa kesadaran yang tinggi terhadap masyarakatnya, terutama harus diteladankan oleh para pemimpin di negara maupun di daerah masing-masing agar terus mengedepankan Protokol Kesehatan sehingga kasus positif Covid-19 di Indonesia bisa semakin di tekan dan berbagai daerah dengan status merah dan lain sebagainya bisa diturunkan menjadi status hijau. Mari kita putus mata rantai penyebaran Covid-19 dengan tetap mentaati Protokol Kesehatan. (Elvis Charles Lahallo)


    Baca Juga

    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 komentar:

    Post a Comment

    Item Reviewed: Ayo Tetap Pertahankan Daerah Zona Hijau Covid-19 Rating: 5 Reviewed By: Kompas Timur
    Scroll to Top