• Headline News


    Thursday, March 21, 2019

    Siswa-Siswi SD Negeri 1 Ouw Lestarikan Budaya “Cucu Atap”


    Saparua, Kompastimur.com
    Siswa-siswi Sekolah Dasar (SD) Negeri 1 Ouw, Kecamatan Saparua Timur, Kabupaten Maluku Tengah (Malteng) hingga saat ini masih melestarikan budaya “Cucu Atap”.

    Kendati hampir punah termakan zaman, namun budaya “Cucu Atap” tetap terpelihara dengan baik di dalam tatanan budaya negeri di ujung pulau Saparua itu.

    Upaya terus mempertahankan dan melestarikan budaya “Cucu Atap” ini terbukti dengan dimasukannya budaya tersebut kedalam pelajaran Muatan Lokal dengan tujuan demi menjaga dan melestarikan budaya orang Maluku termasuk permainan tradisional, dan lagu-lagu daerah Maluku.

    Kepala SD Negeri 1 Ouw Maria Irene Hehakaya. S.Pd saat dihubungi Kompastimur.com mengatakan, untuk permainan tradisional dan lagu-lagu daerah Maluku diajarkan pada semua kelas.

    “Sementara teknologi sederhana salah satunya “Cucu Atap” diberikan di kelas besar 4, 5 dan  6. Hal ini bertujuan untuk tetap mempertahankan nilai-nilai budaya kearifan lokal di Maluku dan lebih khusus di Negeri Ouw agar tetap menjadi budaya turun temurun, walaupun generasi saat ini adalah generasi Milenial yang telah terkontaminasi dengan kemajuan saman dan teknologi, tetapi dengan hal ini, akan menumbuh kembangkan kecintaan mereka terhadap budaya sendiri,” kata Kepsek, (21/03/2019).

    Hehakaya menjelaskan, untuk pembuatan atap biasanya dipakai narasumber dari luar Sekolah (masyarakat Negeri Ouw), walaupun begitu, upaya melestarikan budaya “Cucu Atap” ini mendapat support positif dari masyarakat Negeri Ouw, bahkan ada orang tua murid yang suka relah mengajarkannya kepada mereka (Siswa) di rumah.

    “Masyarakat Negeri Ouw sangat antusias dengan kegiatan-kegiatan seperti ini karena mereka berharap anak-anak mereka akan menjadi pekerja-pekerja yang kuat untuk menjawab masa depan dalam arti kalau tidak berkesempatan menjadi ASN, namun bekal hidup mereka sudah ada dan mampu bertahan hidup di desa-desa terpencil, karena selain melestarikan budaya leluhur, atap juga memiliki nilai ekonomis yang tinggi jika dikerjakan dengan baik dan tidak mengecewakan para pembeli,” ucap Hehakaya.

    Dirinya optimis, selain melestariakn pembuatan atap dari daun pohon sagu, Ia juga akan terus melestarikan budaya lainnya yakni cara pembuatan sejenis bubu berukuran kecil dan Sempe yang kini menjadi icon Negeri Ouw.


    “Selain atap, ada juga kamboti dan amanisal yang akan di ajarkan bagi siswa-siswi, sehingga mereka lebih mencintai apa yang menjadi kebanggaan negeri ini pada waktu dahulu. Begitu juga dengan proses pembuatan Sempe yang akan dimasukan dalam kegiatan ekstra kurikuler dengan tujuan supaya budaya ini tidak hanya bisa diceritakan tapi dapat dikerjakan oleh generasi Milenial yang ada di Negeri Ouw manis ee,” terangnya.

    Ia berharap, pelestarian budaya Negeri Ouw ini bukan saja menjadi tanggung jawab dan perhatian dari pihak sekolah, namun dapat menjadi perhatian bersama baik itu orang tua, masyarakat, pemerintah desa, Pemda Malteng maupun Pemprov Maluku.

    “Ini budaya kita bersama yang membutuhkan perhatian serius dari semua pihak demi melestarikan budaya leluhur agar tidak punah termakan saman. Untuk itu kepada kita semua khususnya kepada para siswa,  mari kita tingkatkan life skill kita agar memiliki daya saing di masa mendatang tanpa menghilangkan budaya. Belajarlah dari hal-hal sederhana menuju hal-hal yang luar biasa.,” himbaunya. (KT/02)




    Baca Juga

    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 komentar:

    Post a Comment

    Item Reviewed: Siswa-Siswi SD Negeri 1 Ouw Lestarikan Budaya “Cucu Atap” Rating: 5 Reviewed By: Kompas Timur
    Scroll to Top