• Headline News


    Sunday, October 14, 2018

    Kepulauan Maluku Dalam Geopolitik Regional


    Oleh :Jamaludin Rumata 
    Sekretaris Umum HMI Cabang SBT 
    SBT, Kompastimur.com 

    Amerika Serikat telah jauh-jauh hari memprediksikan hal ini dan telah menyiapkan rencana strategis jangka panjang untuk mengamankan kepentingannya di kawasan pasifik, karena itu sejak tahun 2005 Amerika Serikat turut mendorong dirumuskannya Trans-Pacific Strategic Economic Partnership Agreement (TPSEP) sebuah forum perjanjian dagang trans-Pasifik yang kemudian diratifikasi oleh Brunei, Chili, Selandia Baru, dan Singapura.

    Perjanjian dagang ini kemudian dikembangkan pada tahun 2010, dengan merumuskan Kemitraan Trans-Pasifik (TPP). Trans Pacific Partnership (TPP) kemudian dirundingkan oleh Australia, Brunei, Chili, Kanada, Jepang, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru, Peru, Singapura, Amerika Serikat, dan Vietnam pada Agustus 2013 (Wikileaks, 2013).

    Pada awal tahun 2016 kesepakatan ini ditandatangani dan hanya tersisa dua tahun lagi bagi negara-negara yang terlibat untuk meratifikasi atau justru menolak perjanjian dagang multinasional terbesar di abad 21 ini. Adapun Indonesia yang sebelumnya berkali-kali menolak ketika diajak bergabung telah menyampaikan minatnya, kemungkinan sebagai persiapan apabila rencana integrasi jalur Poros Maritim dengan Jalur Sutra Maritim (Maritime Silk Road) yang digagas oleh China menemui kebuntuan pasca rencana pembukaan Terusan Kra bergulir.

    Skenario membangkitkan geliat perdagangan melalui Samudera Pasifik sepertinya menjadi pilihan rasional yang potensial untuk Indonesia kedepan, aspek geopolitik dan geostrategis sangat menunjang posisi Indonesia sebagai penghubung (port) dari Pasifik ke negara-negara di Asia Tenggara dan juga ke Asia Selatan dengan tetap menjamin keberlangsungan rute dagang tradisional Selat Malaka meskipun Terusan Kra sudah beroperasi.

    Kepulauan Maluku sebagai rangkuman zona limitasi akan memainkan peranan penting dalam jalur perdagangan ini, itulah kenapa Alur Laut Kepulauan Indonesia III (ALKI III) yang melintasi Samudera Pasifik, Laut Maluku, Laut Seram, Laut Banda, Selat Ombai dan Laut Sawu benar-benar disiapkan dari segi sarana dan infrastruktur. Aspek sejarah dalam konteks ini jika dihidupkan kembali akan segera menemukan momentumnya, terlebih lagi apabila isu dagang ditindih dengan isu energi maka momentum Kepulauan Maluku akan semakin besar dengan keberadaan Blok Masela sebagai penyedia gas abadi yang beberapa tahun lagi akan dikelola secara mandiri.

    Letak geografis Kepulauan Maluku baik di selatan maupun di utara sama-sama berpotensi sebagai penghubung regional di mana kota-kota pentingnya sangat prospektif untuk dijadikan sebagai kota-kota pelabuhan internasional, misalnya Ternate dan Morotai di utara yang dapat memegang kendali pada koridor utara trans-Pasifik dan menjadi penghubung antara Australia-Selandia Baru dengan Filipina serta negara-negara seperti Chili, Meksiko, Peru, Amerika Serikat dan negara-negara kecil di Samudera Pasifik dengan Jepang dan Korea hingga bahkan China. Selain itu, pengembangan lebih lanjut pada sektor wisata bahari juga memiliki potensi yang sangat besar disamping prioritas pembangunan ekonomi di sektor kelautan dan perikanan.

    Di sisi lain, dinamika kebudayaan telah menjamin kesiapan dalam menyongsong era pasifik, identitas orang-orang di Kepulauan Maluku sebagai masyarakat maritim yang ditempa oleh sejarah yang berhubungan dengan perdagangan laut selama berabad-abad adalah suatu keunggulan yang tidak dapat dinafikkan. Manuver politik Indonesia kedalam Melanesian Sparhead Group (MSG) yang merupakan forum etno-politik negara-negara kecil di Pasifik juga dapat dijadikan sebagai upaya simultan dalam merebut kembali pengaruh di kawasan Pasifik yang selama ini dianggap bukan apa-apa.

    Itulah kenapa mulai saat ini proses rekulturasi dan akulturasi budaya laut sangat perlu dijaga atau bahan dikembangkan oleh pemerintah daerah secara bersama-sama dengan masyarakat diseluruh wilayah ini untuk mengingatkan, menyadarkan, dan mendorong masyarakat memahami bahwa laut dan pulau-pulau adalah bagian dari hidupnya yang memberikan. (KT/FS/OPINI/Rls)


    Baca Juga

    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 komentar:

    Post a Comment

    Item Reviewed: Kepulauan Maluku Dalam Geopolitik Regional Rating: 5 Reviewed By: Kompas Timur
    Scroll to Top