• Headline News


    Wednesday, September 12, 2018

    Tiga Pimpinan Adat Petuanan Kayeli Sepakat Tutup Gunung Botak


    Namlea, Kompastimur.com 
    Tiga pimpinan adat tertinggi di Petuanan Kayeli akan menutup tambang emas ilegal di Gunung Botak, Sabtu nanti (15/9).

    Tiga pimpinan adat tertinggi di Petuanan Kayeli yang memutuskan penutupan Gunung Botak itu masing-masing Kaksodin Ali Wael, Matatemun Mone Nurlatu dan Hinolong Baman, Manalilin Besan yang wakili sekertarisnya Hatta Belen.

    Hal itu diputuskan dalam rapat dewan adat Petuanan Kayeli yang berlangsung di Desa Wapsalit, Rabu siang (12/9). Rapat  yang dipimpin Kaksodin Ali Wael, itu turut dihadiri seluruh pimpinan adat di soar pa dan soar pito.

    Mengawali sambutannya dalam forum rapat dewan adat, Ali Wael sebagai Kaksodin (Raja Gunung/Dataran Tinggi), sempat menyesalkan suara-suara sumbang, kalau ia dan pimpimpinan adat telah menjual tambang Gunung Botak.

    Menurut Ali Wael, isu yang dialamatkan kepada dirinya dan para pimpinan adat itu tidak benar.

    Karena itu, ia mengadakan rapat adat hari ini dengan mengumpulkan tiga tungku pimpinan tertinggi guna bersikap terhadap aktifitas tambang ilegal, maupun yang dilakukan oleh perusahan.

    Ia menyatakan peredaran B3, jenis merkuri dan asam cianida (CN) di Gunung Botak (GB) sudah sangat memprihatinkan.

    Oleh sebab itu, tiga tungku pimpinan adat tertinggi di Petuanan Kayeli, yakni dirinya, Matatemon dan Hinolong, serta seluruh jou telah bersepakat agar pimpinan adat yang mengambil langkah penutup tambang tersebut.

    Ia meminta agar seluruh jou (kepala soa) wajib hadir pada hari Sabtu nanti di GB. Masyarakat di GB yang masih tetap bertahan agar perlu disadarkan terhadap dampak mengelola tambang secara serampangan dan menyebabkan pencemaran di daerah itu.

    Menurut Ali dan juga Matatemun Mone Nurlatu, kehadiran mereka Sabtu nanti, bukan untuk menutup paksa. Namun diperlahus bahasanya dengan menutup untuk selanjutnya ditata.

    Kaksodin dan Matatemon berharap setelah itu, tambang di GB ini bisa dibuka kembali untuk menjadi tambang rakyat dan juga dikelola oleh perusahan secara legal.

    Khusus yang dikelola oleh perusahan, ia meminta harus ada diawali dengan dibuat kesepakatan tertulis antara seluruh pimpinan adat dengan pihak perusahan.

    Sementara itu, tokoh pemuda adat, Alham Behuku dalam kesempatan itu mengungkap adanya dampak pencemaran yang bakal menghantui rakyat pada tahun 2020 nanti.

    Salah satunya, yakni akan adanya angka kelahiran bayi yang cacad fisik akibat ibunya telah tercemar racun merkuri di tambang ilegal.

    Untuk itu, ia meminta agar masyarakat adat tidak menganggap remeh masalah ini dan GB harus segera ditata serta aktifitas tambang emas ini harus bebas merkuri dan juga B3 lainnya, seperti CN. (KT/11)


    Baca Juga

    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 komentar:

    Post a Comment

    Item Reviewed: Tiga Pimpinan Adat Petuanan Kayeli Sepakat Tutup Gunung Botak Rating: 5 Reviewed By: Kompas Timur
    Scroll to Top