• Headline News


    Monday, January 29, 2018

    Memantapkan Langkah Pengabdian Di Ranah Politik

    Oleh: M. Ridwan Litiloly
    Ketua Bidang Partisipasi Pembangunan Daerah HMI Cabang Namlea


    Jalan politik adalah lahan pengabdian paling luas yang ditempuh oleh kebanyakan orang. Banyak politisi yang menghabiskan waktunya untuk berkarir dan berkonstribusi buat rakyat, bangsa dan negara, termasuk tokoh muda yang satu ini, namanya Muhammad Ilman Namkatu. Politisi muda yang juga mantan ketua umum Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Namlea ini telah membulatkan tekad politiknya untuk kembali mengabdi di daerah yang merupakan tempat dia dilahirkan dan dibesarkan.

    Muhammad Ilman Namkatu dilahirkan di Desa Masawoy pada tahun 1987. Anak tunggal dari pasangan Jafar Namkatu (Alm) dan Fatima Souwakil ini menghabiskan pendidikan dasarnya di SD Negeri Ulima Kecamatan Ambalau, sekolah menengah pertama di SMP Alhilal Wawalesi dan sekolah menengah tingkat atas di SMA Negeri 1 Namlea. Setelah lulus SMA, Ilo, sapaan akrab Muhammad Ilman Namkatu melanjutkan pendidikannya ke jenjang S1 di kampus Iqro Buru Namlea. Di kampus inilah Ilo bergelut dengan dunia aktivisme. Dunia yang mempertemukan dirinya dengan realitas kehidupan sesungguhnya dunia inipula yang membesarkan namanya menjadi seorang tokoh muda yang dikenal banyak orang.

    Nama Ilo mulai dikenal luas ketika dia terpilih sebagai ketua umum HMI Cabang Namlea di tahun 2014. Sebelum menjadi ketua Cabang, Ilo pernah juga menjabat sebagai Sekretaris Umum HMI Cabang Namlea periode 2013-2014, Wasekum Bidang PTKP Periode 2011-2012, ketua Komisariat Pertanian 2009-2010—karir ke-HMI-annya ditutup dengan jabatannya di PB HMI sebagai Wasekjend Internal periode 2016-2018. Selain karirnya di HMI, Ilo juga dikenal dikalangan kampus Iqro Buru sebagai aktifis yang sukses memimpin beberapa lembaga kemahasiswaan selama proses intelektualnya dihabiskan di dunia kampus, diantaranya yang paling prestisius adalah ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Pertanian dan Kehutanan Universitas Iqro Buru periode 2010-2011 dan paling mencengangkan diantara semua proses yang digeluti oleh Ilo adalah ketika dia diamanahi tanggungjawab untuk menahkodai Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Namlea.


    Lewat kemampuan leadershipnya, banyak hal yang dilakukan oleh teman-teman HMI Cabang Namlea selama dirinya memimpin—mulai dari diskusi ilmiah, seminar nasional, workshop, dan masih banyak lagi kegiatan-kegiatan organisasi yang dilakukan selama periodesasi kepengurusannya. Tidak hanya terbatas dalam ruangan, dengan otoritas yang dimilikinya, ayah dua anak ini mampu menggalang kekuatan pemuda yang tergabung dalam tenda besar (cipayung plus) untuk turun ke jalan melakukan aksi protes serta menyuarakan kepentingan publik. Marwah HMI Cabang Namlea secara perlahan mulai dikenal publik. Berbagai ekspektasi publik digantungkan diatas pundak HMI kala itu, HMI dilihat sebagai instrumen penting dalam dinamika pembangunan di Kabupaten Buru. 

    Standing positioning HMI dianggap sebagai mitra strategis, bukan hanya bagi masyarakat, tapi juga pemerintah daerah. Berbagai kebijkan pemerintah daerah yang menyangkut dengan kepentingan publik selalu HMI dilibatkan dalam hal penyerapan aspirasi sampai dengan terkonfigurasinya sebuah keputusan. Begitu seksi dan strategisnya positioning HMI sampai-sampai pemerintah daerah lebih memprioritaskan HMI ketimbang yang lain.

    Dengan bekal pengalaman (experience of stock) yang dimiliki, rasanya sangat cukup untuk dijadikan alasan bagi Ilo untuk memperluas lahan pengabdiannya. Pilihan untuk menjadi wakil rakyat di daerah asalnya, Kabupaten Buru Selatan adalah pilihan politik yang paling realistis dan penuh rasa tanggungjawab. Ini adalah pilihan moral yang harus diapresiasi. Sebagai bagian dari pemuda, saya melihat potensi besar yang dimiliki oleh Ilo harus didorong dan diberikan porsi lebih besar lagi untuk dia mengabdikan diri buat rakyat Buru Selatan.


    Ditengah dinamika politik yang terjadi di Buru Selatan terutama yang berkaitan dengan kerja-kerja DPRD yang dalam pandangan penulis kurang responsif dalam menyuarakan kepentingan masyararakat di akar rumput (grassroots) menjadi tantangan bagi kita semua dalam menyikapi momentum pemilihan legislatif tahun 2019 dengan menggunakan kaca mata yang objektif. Orang-orang yang memiliki track record, kompetensi, integritas dan visi yang luas jauh ke depan seperti Ilman Namkatu harus diberikan kesempatan yang lebih untuk menjadi bagian dari entitas kepentingan publik (Wakil Rakyat). (KT-Rls)

    Baca Juga

    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 komentar:

    Post a Comment

    Item Reviewed: Memantapkan Langkah Pengabdian Di Ranah Politik Rating: 5 Reviewed By: Kompas Timur
    Scroll to Top