• Headline News


    Tuesday, October 25, 2016

    Keluarga Dinasti Tuasikal Aniaya Aktivis Anti Korupsi Malteng

    Masohi, KT
    Ketua LSM Pusat Kajian Strategis dan Pemengembangan Sumber Daya Maluku (PUKAT SERAM), Fahri Asyathry yang merupakan aktivis anti korupsi Malteng dianiaya oleh sekelompok orang yang diduga merupakan keluarga dekat Dinasti Tuasikal, Minggu (23/10) malam di Rumah Kopi Sianida, area Pelabuhan Ina Marina, Masohi, Kabupaten Maluku Tengah (Malteng).

    Penganiayaan yang dilakukan sejumlah orang dekat Bupati Malteng Abua Tuasikal dan mantan Bupati Malteng Abdullah Tuasikal itu diduga lantaran pihak Dinasti Tuasikal merasa terganggu dengan sikap Fahri yang selalu bersikap oposisi dengan pemerintahan Dinasti Tuasikal.

    Apalagi, Fahri selalu menyoroti berbagai masalah korupsi maupun masalah pemerintahan di Kabupaten yang tengah di pimpin oleh Dinasti Tuasikal itu. Sebab, sikap oposisi yang ditunjukan oleh Fahri dalam postingan-postingann­ya di facebook selama ini telah mengganggu elektabilitas, bahkan tingkat kepercayaan rakyat Malteng terhadap Abua Tuasikal yang ingin berkuasa lagi di periode pemerintahan Kabupaten Malteng melalui Pilkada serentak yang akan berlangsung Februari 2017 mendatang.

    Alhasil, Fahri yang berhadapan dengan kekuasaan besar Dinasti Tuasikal pun harus babak belur dan menjadi bulan-bulanan sekelompok orang yang mengaku keluarga dekat Dinasti Tuasikal.
    Fahri kepada Kompas Timur, Senin (24/10) mengaku kasus pengniayaan yang dialami dirinya itu terjadi sekitar pukul 23.00 WIT, setelah rombongan yang berlaku preman dan biadab itu datang dari kawasan Polomas yang adalah kediaman Abdullah Tuasikal dan menghampirinya.

    “Mereka yang menganiaya saya itu datang dari kawasan Polomas. Mereka sekitar 14 orang yang datang, tiga orang pelaku yang menganiaya saya adalah Amsani Pelupessy, Ham Tuasikal dan Ramlan Tuasikal. Sedangkan, salah satu pelaku pengancaman dan melontarkan makian yang bernama Abu Marasabessy,” kata Fahri.

    Fahri menduga ada otak intelektual yang berlaku premanisme di balik aksi premanisme yang ditunjukan oleh para pelau tersebut.

    “Rencana sistematis untuk menculik dan menganiaya saya semalam mustahil tidak diotaki. Sebab, saya dibawa paksa dan dianiaya hingga babak belur. Selain itu, mereka memaksa saya untuk dibawa kepada Abdulah Tuasikal untuk meminta maaf atas postingan saya yang menyinggung bupati (Abua Tuasikal-red),” papar Fahri.

    Dijelaskan, para pelaku yang diduga ingin menghabisi dirinya itu datang dengan membawa martil atau palu dan turut melontarkan ancaman dan makian sambil mengaku sebagai keluarga dekat Abua Tuasikal.

    “Bupati itu katong pung om. Ose tulis antua katong tersinggung" kata Fahri menirukan ucapan para pelaku.

    Atas kejadian itu, Fahri mengaku telah melaporkan para pelaku penganiayaan yang sungguh biadab itu ke Mapolres Malteng untuk diproses sesuai hukum yang berlaku.

    “Prilaku biadab para pelaku sudah saya proses hukum. Intinya, semakin mereka bikin, semakin menunjukkan kebiadaban mereka dan selangkah pun saya tidak akan mundur,” tegas Fahri.
    Pada kesempatan itu, Fahri mengapresiasi langkah Polres Malteng yang telah bergerak cepat dalam menciduk para pelaku sebagai respon positif atas kejadian yang menimpahnya itu.

    Disamping itu, Fahri pun berharap pihak Polres Malteng akan mampu mengungkap siapa oknum biadap yang mengotaki penganiayaan terhadap dirinya itu.

    “Mustahil penculikan dan penganiayaan saya tidak diotaki. Fakta menujukkan bahwa para pelaku keluar dari Polomas dan memaksa membawa saya ke Polomas untuk menghadap Saudara Abdullah Tuasikal dengan berbagai ancaman dan saya dipaksa untuk meminta maaf kepada Abdulah Tuasikal. Jadi, kami telah mendesak Kapolres agar Abdullah Tuasikal dan Abua Tuaskal juga harus segera diperiksa terait kasus ini,” ungkapnya.

    Terleih lagi, atas kejadian yang menimpah dirinya itu, Keluarga Besar Ikatan Pemuda Kei Malteng serta segenap jajaran elemen aktivis gerakan tidak menerima kejadian ini dan berharap aktor maupun sutradara penganiayaan terhadap dirinya itu dapat di hukum sebagaimana mestinya.

    Atas kejadian yang menimpahnya itu, Fahri pun meminta seluru masyarakat Malteng untuk membuka mata selebar-lebarnya dan dapat meresponi kejadian ini dalam menentukan pilihan politiknya kedepan. Sebab, Malteng adalah rumah bersama yang sudah seharusnya di bangun ke arah yang lebih baik dalam meujudkan kesejahteraan masyaraat Malteng secara umum dan bukan sebaliknya di pimpin oleh oknum-oknum berotak premanisme.

    “Saya harap, kejadian ini membuka mata basudara sekalian bahwa mempertahankan dinasti politik model ini justru akan membuat kita menjadi budak dan terus diinjak-injak. Stop politik dinasti,” tegasnya lagi.

    Bahkan, Fahri mengaku tak akan kapok dalam bersikap oposisi terhadap Dinasti Tuasikal dan akan membongkar semua kebobrokan Dinasti Tuasikal, utamanya tentang berbagai masalah korupsi di Kaupaten yang sudah seharusnya tak di pimpin lagi oleh Dinasti Tuasial itu.

    “Saya akan lawan dinasti ini dan kedok kejahatan korupsi selanjutnya akan saya cungkil habis-habisan dan saya jamin, Malteng akan segera menjadi sorotan nasional,” janjinya.

    Sementara itu, pada postingan status Fahri di dinding facebooknya, Fahri mendapat dukungan dari berbagai pihak. Ada yang mendukung dalam proses hukum maupun mendukung untuk meruntuhkan Dinasti Tuasikal. Tak terkecuali Kepala Dinas Koperasi Provinsi Maluku, Syarif Bakri Asyathri pun ikut berkomentar mendukung Fahri.

    “Proses hukum agar jelas dan terang berderang semuanya, kita dukung dan apresiasi sikap cepat aparat kepolisian. Selamat berjuang adinda (Fari-red) tercinta,” tulis Syarief dalam komentarnya. (KT-01)

    Baca Juga

    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    1 komentar:

    1. Dinasti Dan ruma tua Di maluku tengah memang menjadi ladang koropsi para antek2 dinasti. Kalau saudara Fahri Di aniyaya make tegas bahwa negeri ini tidak layak di pimpin oleh keluarga pereman. Negeri ini negeri hukum dan tidak ada Satu orang pun yang kebal dengan hukum. Polisi harus tegas dalam melihat masalah ini.

      ReplyDelete

    Item Reviewed: Keluarga Dinasti Tuasikal Aniaya Aktivis Anti Korupsi Malteng Rating: 5 Reviewed By: Kompas timur
    Scroll to Top