• Headline News


    Tuesday, December 3, 2019

    Warga Dihimbau Tak Melaut Pasca Desa Bara Direndam Air Laut


    Namlea, Kompastimur.com
    Pemerintah Kabupaten Buru menghimbau masyarakat di wilayah barat agar sementara waktu tidak dahulu melaut, menyusul adanya gelombang pasang akibat Strom surge yang menghantam pemukiman warga di Desa Bara, Kecamatan Airbuaya, Senin (2/12) malam.

    Himbauan itu disampaikan Wakil Bupati Buru, Amos Besan SH dan Kepala BPBD Kabupaten Buru, Ir Hadi Zulkarnaen saat bersama Kadis Tata Kota, Ilyas Bin Hamid, SH., MHB beserta rombongan turun langsung ke Desa Bara serta beberapa desa pesisir di Kecamatan Airbuaya serta Kecamatan Fenalisela.

    Di Desa Bara yang langsung terdampak banjir air laut ke pemukiman warga, Pemkab Buru dipimpin Wabup bersama Forkopimda melakukan tanggap darurat dengan menyerahkan bantuan sembako kepada masyarakat terdampak.

    Di Desa yang berjarak 100 kilometer dari Namlea ini, kini masyarakatnya tetap beraktifitas seperti biasa. Namun warga yang selalu melaut memilih tetap di rumah.

    "Dari kemarin sore, kondisi laut tiba-tiba saja ekstrim dan tidak  seperti tahun-tahun sebelumnya saat pergantian musim dari timur ke barat," papar Kantun Buton yang ikut mengungsi karena rumahnya turut terendam air laut.

    Hadi yang melihat langsung dampak Senin malam, telah mendata ulang rumah yang rusak sebanyak empat unit dan satu unit rusak ringan.

    Empat rumah yang rusak berat itu milik Alam Tomari, Nasarudin, Ibrahim Buamona dan Junai Limau. Yang rusak ringan milik Yakub Boeng.

    Sedangkan rumah lainnya hanya terendam air laut setinggi lutut orang dewasa. Kini air lautnya telah surut.

    Sementara itu Wabup Amos Besan, SH kepada wartawan menjelaskan, setelah berkoordinasi dengan Kantor BMKG, Ia mendapat informasi kalau kejadian air pasang di wilayah barat Kabupaten Buru ditinjau dari sisi Meteorologi ada sedikit kaitan dengan kejadian Siklon tropis  Kammuri yang terjadi di Filipina, sehingga terjadi Strom Surge.

    Storm Surge adalah kenaikan muka air laut yang terjadi karena ada Siklon tropis, Badai besar atau sering disebut Topan.

    Siklon tropis atau badai besar ini telah menyebabkan angin yang kuat, sehingga mendorong anginnya ke daerah pesisir.  Angin ini yang memaksa permukaan air laut ke daerah pesisir pantai menyebabkan banjir/pasang air laut.

    "Storm Surge sangat berbahaya bagi masyarakat yang mendiami daerah pesisir. Karena itu kami sudah menghimbau agar masyarakat tetap waspada dan sementara ini jangan dahulu ke tengah laut," tegas Amos.

    Amos turun langsung ke lapangan untuk menyaksikan sendiri dampak dari Strom Surge ini. Ia bertanya langsung ke masyarakat apa yang mereka butuhkan.

    Selanjutnya Wabup akan berkoordinasi dengan Bupati dan OPD terkait guna melakukan tindakan pemulihan pasca bencana.

    Sebagaimana diberitakan, sejumlah warga yang tinggal dekat tepi pantai di Desa Bara, Kecamatan Airbuaya, Kabupaten Buru dilaporkan mengungsi karena air laut naik tiba-tiba dan merendam sejumlah pemukiman warga, pada pukul 20.00 Wit, Senin (2/12) malam.

    Data yang berhasil dikumpulkan media ini dari Kantor BPBD Kabupatrn Buru menyebutkan, sampai tengah malam sejumlah Kepala Keluarga yang rumahnya terendam air laut, kini telah mengungsi ke rumah warga yang letaknya jauh dan berada di ketinggian.

    Dalam laporan itu disebutkan air laut yang masuk ke pemukiman warga itu akibat gelombang pasang dan ombak tinggi.

    Kantor BPBD Kabupaten Buru mencatat, kalau  bencana masih belum diketahui jelas penyebqb indikasi Gelombang Pasang dengan ombak menghantam pemukiman penduduk di pesisir.

    Kondisi cuaca di Kecamatan Airbuaya sendiri dilaporkan cerah berawan.

    Akibat dari kejadian ini, Kantor BPBD Kabupaten Buru mencatat ada empat rumah warga rusak berat dan tujuh lainnya rusak ringan.

    Kepala BPBD Kabupaten Buru, Ir Jadi Zulkarnain, menjelaskan, kalau pihaknya melakukan kaji cepat dan koordinasi dengan perangkat Desa/Dusun setempat serta penyuluhan terkait penanganan awal jika terjadi bencana.

    "Kita pertama kali mendapat laporan dari Kepala Desa Bara dan tim sudah dikirim ke TKP," jelas Hadi.

    Bencana di Desa Bara itu juga dibenarkan Ode Fenti dengan turut memposting peristiwa itu lewat Facebook. Sontak postingannya telah mendapat banyak tanggapan dari warga dumay seraya mendoakan agar tidak terjadi bencana lebih dashyat lagi di daerah itu.

    Anggota DPRD Maluku, Aziz Hentihu ikut kaget dengan kejadian ini dan ia turut menerima laporan dari Ode Fenti, kalau di Kampung Siompo Desa Wamlana, Kecamatan Fenalisela, warga yang tinggal dekat pantai juga telah menyingkir, akibat ombak kencang yang datang silih berganti dari arah laut.

    Ode Fenti menyebutkan, kalau talud di tepi pantai Desa Wamlana ini kini banyak yang rusak.

    Menurut Kabid Penanggulangan Bencana BPBD Kabupaten Buru, Lukman Tukuboya, kalau Kejadian Gelombang Pasang/RoB, di Desa Bara pukul 08.00 WIT ini merupakan Fenomena tahunan yg kadang sering terjadi di akhir tahun (Musiman Barat).

    Akui Lukman,  tetapi kali ini skala gelombang pasang tersebut agak besar.

    "Mudah-mudahan  tidak terjadi hal-hal  yang diinginkan. Investigasi lokasi segera dilakukan," jelas Lukman.(KT-10)

    Baca Juga

    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 komentar:

    Post a Comment

    Item Reviewed: Warga Dihimbau Tak Melaut Pasca Desa Bara Direndam Air Laut Rating: 5 Reviewed By: Kompas Timur
    Scroll to Top