• Headline News


    Wednesday, November 22, 2017

    USAID SEA Prakarsai Peluncuran Pejuang Laut di Ambon


    Ambon, Kompastimur.com
    Bertepatan dengan peringatan Hari Perikanan Sedunia, Selasa (21/11) sekitar 50 perwakilan masyarakat dari Provinsi Maluku, Maluku Utara dan Papua Barat bertemu dan menyatukan komitmen bersama mendukung upaya penyadartahuan masyarakat pesisir dan pulau-pulau kecil tentang pentingnya menjaga kelestarian sumber daya laut dan perikanan di Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP)-715 di tiga provinsi tersebut.

    Pertemuan para tokoh masyarakat yang terdiri dari kelompok nelayan, pemuka adat, pemimpin masyarakat pesisir, tokoh pemuda dan perempuan, lembaga swadaya masyarakat, pelaku bisnis, akademisi hingga penyuluh perikanan dan dinas terkait ini menandai dimulainya inisiatif "Pejuang Laut" yang diprakarsai oleh Proyek USAID Sustainable Ecosystems Advanced (USAID SEA).

    Mengambil tema "Lestari Lautku, Banyak Ikanku" peluncuran Pejuang Laut Proyek USAID SEA di WPP-715 berupaya memfasilitasi perubahan perilaku masyarakat pesisir dalam upaya melestarikan sumber daya laut dan perikanan di WPP-715. 

    Hasil survei yang dilakukan mitra kerja USAID SEA seperti Coral Triangle Center (CTC), WWF Indonesia, dan Wildlife Conservation Society (WCS) selama setahun terakhir mengungkap tingginya praktik-praktik penangkapan ikan yang merusak, penangkapan ikan ilegal, kerusakan terumbu karang, penangkapan berbagai spesies yang dilindungi dan terancam punah, serta kerusakan kawasan bakau. Pejuang Laut menjadi sangat strategis dalam upaya penyadaran komunitas dan diharapkan kedepannya dengan dukungan Pejuang Laut ini praktik-praktik tersebut dapat ditekan bahkan turung. Pejuang Laut merupakan tokoh panutan yang diajukan sendiri oleh komunitasnya.

    Bertempat di Aula Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) Kota Ambon, Maluku selama dua hari pada 21-22 November 2017, para Pejuang Laut juga dibekali pengetahuan dasar terkait kondisi kelautan dan perikanan di WPP-715 serta diperkenalkan kepada tehnik-tehnik komunikasi dan fasilitasi masyarakat.

    Pertemuan pejuang laut ini menjadi wadah bagi para pegiat konservasi laut di ketiga provinsi untuk saling berbagi informasi tentang ancaman kelestarian sumver daya laut dan perikanan serta kisah-kisah konservasi yang telah dilakukan oleh para tokoh ini.

    Lestari Lautku, Banyak Ikanku tentunya menjadi dambaan kita semua. Spirit ini hendaknya menjadi dasar komitmen seluruh masyarakat, sehingga kita dapat mengelola laut sebaik-baiknya, karena laut memberikan manfaat dan menjadi sumber penghidupan kita", ungkap Gubernur Maluku Ir. Said Assagaff dalam sambutannya saat membuka Peluncuran Pejuang Laut.

    Kelima puluh pejuang Laut ini akan bekerja sama dengan para mitra Proyek USAID SEA, seperti Coral Triangle Center (CTC), WWF-Indonesia, Wildlife Conservation Society (WCS), Yayasan Masyarakat dan Perikanan Indonesia (MDPI), Asosiasi Perikanan Pole and Line and Handline Indonesia (AP2HI), dan Rare Indonesia dalam menggiatkan berbagai kegiatan penjangkauan di WPP-715 dan mempromosikan perubahan perilakuyang mampu berkonstribusi dalam memulihkan kondisi sumber daya kelautan dan perikanan.

    "Progaram Pejuang Laut ini memberikan kesempatan untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia dan mendorong partisipasi aktif para Pejuang Laut didalam berbagai aspek pengelolaan sumber daya laut dan perikanan terutama melalui implementasi kegiatan-kegiatan proyek USAID SEA. Selain itu, program Pejuang Laut dapat menjadi wahana untuk memperkuat kearifan-kearifan lokal yang ada", ungkap USAID Senior Marine Program Specialist, Celly Catharina.

    Melalui inisitif Pejuang Laut, masyarakat pesisir diharapkan akan memahami konservasi dan pengelolaan perikanan yang berdampak pada meningkatkan komitmen mereka dalam mematuhi peruntukan zonasi di dalam setiap kawasan konservasi laut sekaligus juga mengelola akses sumber daya laut dan perikanan secara bertanggung jawab. Dengan demikian, diharapkan upaya pelestarian laut melalui pembentukan Kawasan Konservasi Perairan (KKP) dan pengelolaan perikanan berkelanjutan dapat berjalan sesuai harapan dan memperlihatkan hasil yang baik dalam kurung waktu lima tahun ke depan.

    Coral Triangle Center (CTC), salah satu organisasi penyelenggara acara ini menggaris bawahi pentingnya bukti upaya para pemimpin masyarakat dalam mengelola sumber daya laut dan pesisir yang posisitif.

    "Para pemimpin, utamanya di tingkat masyarakat, telah berpartisipasi aktif dalam upaya pelestarian sumber daya laut. Kita perlu mendukung mereka, menguatkan kapasitas mereka, dan mmengenali sumbangsih mereka guba menginspirasi kita semua dalam memimpin kegiatan perlindungan laut. Kami berharap bahwa melalui program Pejuang Laut, semakin banyak warga dapat terdorong untuk melakukan aksi nyata dalam menjaga sumber daya laut dan perikanan kita," ungkap Direktur Eksekutif Coral Triangle Center (CTC) Rili Djohani.

    Proyek Sustainable Ecosystems Advanced (USAID SEA) yang didanai oleh USAID adalah proyek lima tahun (2016-2021) yang mendukung Pemerintah Indonesia dalam menguatkan tata kelola sumber daya perikanan dan kelautan, serta konservasi keanekaragaman hayati. Proyek yang diimplementasikan oleh Tetra Tech dan Konsorsium mitra ini bekerja pada tingkat nasional, provinsi, serta lokal di Papua Barat, Maluku, dan Maluku Utara yang termasuk di dalam Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP)-715 Indonesia.

    Dengan menggunakan pengelolaan perikanan berbasis ekosistem dan melibatkan pemangku kepentingan utama, proyek USAID SEA bertujuan untuk (1) menguatkan pengelolaan perikanan dan kawasan perlindungan laut guna meningkatkan produktivitas perikanan, konservasi, dan pemanfaatan berkelanjutan; dan (2) memperkuat kapasitas kepemimpinan dari pemerintah lokal dan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). (KT-MT)

    Baca Juga

    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 komentar:

    Post a Comment

    Item Reviewed: USAID SEA Prakarsai Peluncuran Pejuang Laut di Ambon Rating: 5 Reviewed By: Kompas Timur
    Scroll to Top